Jumat, 12 Oktober 2012

C A L O N I M A M


“Sebaik-baiknya lelaki yang menyayangi kamu adalah mereka yang memuliakan dan memperlakukan ibunya dengan kasih sayang”


Apa kabarnya imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur? karena dapat kembali menatap fananya hidup ini
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam

Wahai calon suamiku,
tahukah engkau Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?
Di sini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi namun kini kurasakan diri ini lebih baik
Kadangkala aku bertanya-tanya kenapa Allah selalu mengujiku tepat di hatiku, bagian terapuh dari diriku. Namun kini kutahu jawabnya….
Allah tau dimana tempat yang paling tepat agar aku sentiasa kembali mengingatNya, kembali mencintaiNya
Ujian demi ujian insyaAllah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga memiliki aku di hatimu

Calon suamiku….
Entah dimana dirimu sekarang, tetapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesolehan. Semoga sama halnya dengan dirimu.
Kerana apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, maka hanya kesia-siaan dan kekecewaan yang akan kau dapati
Aku masih haus akan ilmu, namun berbekal ilmu yang ada saat ini aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keredhaan Allah dan dirimu, Suamiku…

Wahai calon suamiku…
 
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat kelak
 Namun nanti setelah menjadi istrimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak di surga cukup aku yang menjadi bidadarimu dan mendampingimu yang soleh
Aku ini kuat cemburu, tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu
Aku yakin kaulah yang kubutuhkan meski mungkin bukan yang kuharapkan

Calon suamiku yang dirahmati Allah…
 
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan ku namai dengan gubuk derita. Kerena itulah markas da’wah kita dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta kasih
Ketika kelak telah lahir generasi penerus da’wah islam dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah ta’ala…
Bunga akan indah pada waktunya, ia itu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah ku persiapkan diri ini sebaik-baiknya. Bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku…
 Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan mukmin yang terbaik tapi setidaknya bisa menjadi yang terbaik di sisimu kelak…

Calon suamiku….
 
Inilah sekilas harapan, yang ku ukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang “tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata”. Itulah yang kini kuhadapi…
Kelak saat kita tengah bersama maka di situlah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu
Bersabarlah calon suamiku doaku selalu agar Allah memudahkan jalanmu untuk menjemputku sebagai bidadarimu :)

IBU

       C                G                Am                 F
Tersenyum selalu tersenyum meski hatimu tersiksa

      C                G                Am                 F
Tertawa selalu tertawa walaupun hatimu terluka

      Dm          G      D             G     F          G         C
Beratnya hidup ini tetap kau jalani tanpa pernah kau menyerah

F                    Em           Dm            G
Kau wanita terhebat yang pernah aku kenal

F                    Em           Dm            G
Kau pelita dalam gelapku, menerangi setiap jalanku

     F                      Dm      Em             G
Jangan berhenti, tetaplah menjadi cahaya hidupku

     F                      Dm      Em             G
Jangan kau pergi, lihatlah ku tumbuh dewasa

C     G
IBU



- by Rian Rizki Herma Ft. Dhani Febryan

Senin, 08 Oktober 2012

Bahagia itu Sederhana


Perasaan hangat saat merasakan rasa istimewa, melambungkan angan-angan sejauh-jauhnya hingga tak terjamah lagi oleh mata manusia manapun. Keberanian menyeruak dari hati yang terdalam menepiskan rasa ragu atas perasaan yang tengah dirasakan kini. Sejenak mencoba singgah dan saat itu juga perasaan ini tak mau pergi lagi. Masih tetap singgah walau mungkin tak terlihat. Hanya bisa menepi dan bersembunyi di balik dinding yang bernamakan kerahasiaan. Sungguh sangat mengerti bahwa hal ini tak mudah, namun ini sudah terlanjur terbawa arus atas sosoknya yang indah di pandangan dan merasakan sebuah kebahagiaan. 

Bahagia yang sederhana ketika merasakan rasa istimewa.


Tetapi terkadang ada perih yang dirasakan. Terkadang juga ada sedikit kebahagiaan yang didapatkan. Tinggal bagaimana kita bisa memaknai dan sampai sejauh mana kita sanggup bertahan akan perasaan tak terbalas. Kita hanya manusia yang memiliki hati dan kebetulan merasakan rasa istimewa pada manusia yang juga memiliki hati. Bedanya mungkin, manusia yang bernama "X" tak memiliki rasa istimewa yang sama dengan manusia yang bernama "Y". Kini mingkin kita sedang terdampar di tengah lautan hatinya. Kita tenggelam dalam lembah perasaan. Tak akan ada yang bisa membawa kita ke daratan karena besarnya ombak cinta yang tengah menggulung. Tapi sungguh kita akan merasakan bahagia. 

Bahagia itu sederhana ketika kita jatuh cinta