Kamis, 27 September 2012

Kepada Kamu yang Menunggu di Masa Depan

Hai, bagaimana kabarnya hari ini? Baik?
Tidak ada satu pun penyakit yang menyiksamu kan?
Tidak ada patah hati yang kuberikan padamu, benar?

Apa? Belum?
Jangan, jangan bilang seperti itu, aku janji akan berusaha untuk tetap menjaga hatimu dengan baik. Aku tahu hatimu sangat rapuh dan mudah hilang kalau sedikit saja aku lukai.

Mungkin saat ini aku belum mengenalmu, atau mungkin kita belum sempat dipertemukan oleh takdir. Mungkin juga, sebenarnya sekarang ini kamu sudah berada di dekatku, selalu mengisi hari-hariku dengan selalu berhasil membuatku tertawa, atau mungkin menangis. Entahlah, otak kecilku sudah terlalu penuh jika harus memikirkan begitu banyaknya kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan (atau sudah) terjadi kepada kita.

Tapi yang jelas, kita pasti akan bersatu, suatu saat nanti, di suatu tempat di masa depan, kita akan bersama. Saling membagi kasih dan keluh kesah. Saling menguatkan, saling bertumpu pada satu sama lain, saling sayang dan berbagi kisah hidup, ah masa depan terlalu indah jika aku harus membayangkannya sendiri. Aku masih butuh kamu untuk berbagi khayalan tentang masa depan ini. Seandainya saja takdir sudah boleh mendekatkan kita berdua sekarang.

Tidak, aku tidak sedih. Aku masih bersedia menunggumu untuk datang—entah kapan. Seandainya kamu masih seorang diri sekarang, jangan bersedih, di masa depan nanti kamu tidak akan sendiri lagi, aku dengan senang hati akan selalu ada bersamamu, menemanimu tanpa kenal letih. Tapi jika ternyata kamu sudah bersama seseorang yang lain saat ini… Tenang saja, aku tidak akan cemburu apalagi meluapkan marah kepadamu, karena aku tahu, dia yang bersamamu kini hanya untuk sementara waktu agar kamu tidak terlalu kesepian saat sedang menunggu takdir berkehendak atas kita berdua, benar begitu bukan?

Kamu…
Sedang apa kamu di sana?
Seperti apa rupamu?
Sifatmu?
Caramu tertawa?
Aku jamin pasti nanti aku akan menyukai segala tentangmu. Karena kalau tidak, mana mungkin kan aku bisa jatuh hati padamu kelak? Pasti nantinya aku akan begitu menyukai kedua bola matamu. Karena seperti yang telah kamu ketahui, aku jatuh cinta kepada lelaki dari matanya. Jadi, kalau kamu berhasil merebut hatiku, sudah pasti aku sangat tergila-gila pada kedua bola matamu itu.

Apa kelak kamu bisa mencintaiku dengan sungguh-sungguh?
Apa kamu masih bersedia menemaniku bahkan di hari-hari terburuk yang akan aku lewati?
Apa kamu juga akan mencintai Mama serta Abah sebesar aku mencintai mereka?
Apa nantinya kamu bisa akrab dan dekat dengan dua orang bidadari cantik yang ada di keluargaku?
Iya, maksudnya itu mereka adik-adikku. 
Apa kelak kamu bisa menyesuaikan diri dengan mereka? Ah, pasti bisa.
Aku yakin kalian akan cepat akrab. Ya, pasti kalian akan cepat berteman dengan baik, bahkan mungkin sampai mengabaikan keberadaanku nantinya. Tapi tenang saja, aku tidak akan marah kok. Anggap saja kamu itu sebagai penebus dosaku pada mereka karena selama ini aku belum bisa memahami adik-adikku dengan sempurna. Karena mereka sangat menginginkan kakak laki-laki di dalam keluarga kecil kami.

Ah, Kepada kamu yang menunggu di masa depan, jangan lelah ya untuk tetap menunggu. Tenang saja, tanpa kamu sadari, kelak aku sudah akan hadir dalam hidupmu. Jangan lelah juga menghadapiku, tetap sabar kepadaku. Kelak aku pasti akan lebih bawel dari aku yang sekarang ini. Aku akan lebih banyak melarangmu melakukan ini dan itu hanya sekedar karena aku peduli padamu. Aku memikirkanmu, aku khawatir padamu. Jadi, seandainya kamu kesal kepadaku kelak, ingat saja bahwa aku tidak akan berbalik marah kepadamu. Aku melakukannya karena aku mencintaimu, dan mungkin nantinya kamu akan sadar sendiri alasan-alasan yang tidak kukatakan kepadamu saat melarangmu untuk tidak melakukan sesuatu.

Kepada calon imam keluargaku di masa depan, semoga kamu seorang lelaki yang baik ya, yang mampu membuatku mencintai Tuhanku lebih dari yang sekarang mampu aku lakukan. Semoga kamu senantiasa mendoakan yang baik untuk keluarga kecil kita kelak, karena itulah salah satu alasan kenapa aku bisa mencintaimu kelak.

Dan yang terakhir, untuk lelaki masa depanku, siapapun kamu, seperti apapun rupamu, kamu cukup tahu bahwa sekarang ini aku masih tetap akan menunggumu dengan setia. Kalau sudah sampai di depan pintu hatiku, tinggal diketuk saja ya, nanti aku bukakan khusus buatmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar